Selasa, 13 Agustus 2024

REFLEKSI DARI IMPLEMENTASI PENDEKATAN COACHING DAN SUPERVISI TRADISIONAL

Dody Kx

 

Supervisi akademik merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Namun, cara supervisi ini diimplementasikan dapat sangat mempengaruhi hasil yang dicapai, baik dari segi pengembangan guru maupun pencapaian pembelajaran siswa. Melaksanakan pendekatan supervisi akademik dengan metode coaching adalah pengalaman yang sangat membuka wawasan. Salah satu aspek yang paling menarik dari materi ini adalah pemahaman tentang bagaimana coaching dapat digunakan sebagai alat untuk memberdayakan pendidik, bukan sekadar sebagai sarana pengawasan. Dalam materi ini, saya menemukan bahwa pendekatan coaching menekankan pada pemberdayaan guru melalui dialog konstruktif, yang memungkinkan mereka untuk menemukan solusi sendiri dan bertanggung jawab atas pertumbuhan profesional mereka. Ini merupakan sebuah perubahan paradigma yang menarik, di mana peran supervisor bukan hanya sebagai evaluator tetapi juga sebagai fasilitator pertumbuhan.

 Dalam beberapa tahun terakhir, pendekatan coaching dalam supervisi akademik semakin mendapat perhatian karena dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan supervisi tradisional. Artikel ini akan merefleksikan perbedaan mendasar antara kedua pendekatan tersebut dan implikasinya bagi dunia pendidikan.


Supervisi Akademik Tradisional

Pendekatan supervisi akademik tradisional sering kali bersifat top-down, di mana kepala sekolah atau supervisor berperan sebagai pengamat dan penilai utama. Dalam model ini, supervisor cenderung fokus pada kepatuhan guru terhadap standar dan prosedur yang telah ditetapkan, serta menilai kinerja berdasarkan kriteria tertentu. Hasil observasi biasanya diikuti dengan umpan balik yang disampaikan secara langsung oleh supervisor kepada guru.

Pada pendekatan ini, guru sering kali merasa dinilai secara sepihak dan mungkin mengalami tekanan atau stres akibat penilaian yang dianggap kurang memberi ruang untuk dialog atau refleksi. Hal ini dapat mengurangi efektivitas supervisi karena guru cenderung berfokus pada upaya memenuhi ekspektasi supervisor daripada mengeksplorasi dan mengembangkan potensi diri mereka.


Pendekatan Coaching dalam Supervisi Akademik

Sebaliknya, pendekatan coaching dalam supervisi akademik menekankan kolaborasi antara supervisor dan guru. Dalam model ini, supervisor berperan sebagai fasilitator yang membantu guru untuk mengeksplorasi, merenungkan, dan mengembangkan praktik pengajaran mereka. Fokusnya adalah pada pengembangan profesional berkelanjutan, di mana guru didorong untuk mengambil peran aktif dalam proses supervisi.

Pendekatan coaching memandang guru sebagai mitra yang setara, bukan sekadar objek penilaian. Proses ini melibatkan percakapan reflektif yang memungkinkan guru untuk mengidentifikasi kekuatan dan area pengembangan mereka sendiri, serta merancang strategi yang sesuai dengan konteks kelas dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, pendekatan ini lebih bersifat memberdayakan dan mendukung perkembangan profesional guru dalam jangka panjang.


Perbedaan Utama dan Implikasi

1. Fokus pada Pengembangan Profesional

  • Supervisi tradisional cenderung berfokus pada penilaian dan kepatuhan, sementara pendekatan coaching menekankan pengembangan profesional yang berkelanjutan dan peningkatan kapasitas guru.

2. Hubungan Antara Supervisor dan Guru

  • Dalam supervisi tradisional, hubungan cenderung hierarkis dengan supervisor sebagai penilai. Pendekatan coaching, sebaliknya, mendorong hubungan yang lebih setara dan kolaboratif, di mana guru merasa didukung dan dipandu, bukan dinilai.

3. Pemberdayaan Guru

  • Pendekatan coaching memberdayakan guru untuk menjadi reflektif dan proaktif dalam mengidentifikasi serta mengatasi tantangan pembelajaran. Ini berbeda dengan supervisi tradisional yang lebih berfokus pada instruksi dan koreksi dari supervisor.

Dampak pada Lingkungan Pembelajaran, ketika guru merasa diberdayakan dan didukung melalui coaching, mereka lebih cenderung untuk menerapkan strategi pembelajaran inovatif dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Pendekatan ini dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan adaptif dibandingkan dengan pendekatan tradisional yang mungkin kurang fleksibel.

Tantangan terbesar yang dihadapi saat menerapkan pendekatan coaching adalah resistensi awal dari beberapa guru. Mereka terbiasa dengan pendekatan supervisi tradisional di mana mereka hanya menerima instruksi dan umpan balik dari supervisor. Ketika mencoba mengadopsi pendekatan coaching, beberapa guru tampaknya merasa tidak nyaman karena mereka diharuskan lebih aktif dalam proses refleksi diri dan pengambilan keputusan. Untuk mengatasi tantangan ini, harus memastikan untuk memberikan penjelasan yang jelas tentang manfaat dari pendekatan ini dan bagaimana hal itu dapat membantu mereka dalam jangka panjang.  Memberikan contoh konkret dan studi kasus tentang bagaimana coaching telah berhasil diterapkan di tempat lain. Selain itu,  memberikan waktu dan ruang bagi mereka untuk beradaptasi dengan pendekatan baru ini, sambil terus memberikan dukungan dan dorongan selama proses berlangsung.

Refleksi ini menunjukkan bahwa pendekatan supervisi akademik dengan coaching memiliki potensi besar untuk memberdayakan guru dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Meskipun ada tantangan dalam penerapannya, dengan komunikasi yang efektif dan dukungan yang tepat, pendekatan ini dapat menghasilkan perubahan positif yang berkelanjutan. Pengalaman ini telah mengajarkan pentingnya kolaborasi, refleksi diri, dan pemberdayaan dalam proses supervisi, yang semuanya merupakan elemen kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan mendukung.

 

Implementasi supervisi akademik dengan pendekatan coaching menawarkan berbagai manfaat yang berbeda dan sering kali lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan supervisi tradisional. Dengan menempatkan guru sebagai mitra dalam proses supervisi dan memberikan dukungan yang lebih personal, pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga membangun budaya sekolah yang lebih kolaboratif dan berfokus pada pengembangan profesional berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pendidikan yang semakin kompleks, pendekatan coaching dalam supervisi akademik dapat menjadi model yang lebih relevan dan berdampak positif bagi kualitas pendidikan secara keseluruhan.

 

MEMBANGUN EMPATI DALAM PENDIDIKAN

MEMBANGUN EMPATI DALAM PENDIDIKAN

Dody Kx

 

 

Pendidikan adalah pilar utama dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Namun, pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan moral siswa. Dalam konteks ini, pendidikan berbasis kasih sayang telah muncul sebagai pendekatan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, aman, dan penuh perhatian. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya hubungan yang penuh empati, pengertian, dan perhatian antara guru dan siswa, yang berdampak signifikan pada perkembangan akademis dan emosional siswa.

Pendidikan berbasis kasih sayang menawarkan perspektif yang mendalam tentang bagaimana proses belajar mengajar bisa lebih dari sekadar transfer pengetahuan. Dalam pendekatan ini, kasih sayang bukan hanya pelengkap, melainkan fondasi dari segala bentuk interaksi antara guru dan siswa. Refleksi atas pendidikan berbasis kasih sayang mengajak kita untuk melihat lebih jauh ke dalam hati dan jiwa pendidikan itu sendiri.

 

Pendidikan berbasis kasih sayang adalah pendekatan yang menempatkan kasih sayang, perhatian, dan empati sebagai inti dari proses pendidikan. Dalam pendekatan ini, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendamping dan pembimbing yang memahami kebutuhan emosional, sosial, dan akademis siswa. Kasih sayang di sini bukan hanya berarti perasaan lembut atau simpati, tetapi juga mencakup tindakan nyata yang mendukung perkembangan siswa secara holistik.

Pendidikan berbasis kasih sayang berfokus pada membangun hubungan yang kuat dan positif antara guru dan siswa. Hubungan ini didasarkan pada rasa saling percaya, pengertian, dan dukungan, yang pada akhirnya menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

        Hubungan yang Penuh Empati merupakan kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam konteks pendidikan, empati menjadi salah satu kunci utama dalam menciptakan hubungan yang baik antara guru dan siswa. Ketika guru mampu memahami perasaan, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi siswa, mereka dapat memberikan dukungan yang lebih tepat dan efektif.

Empati membantu guru untuk lebih peka terhadap kondisi emosional siswa. Misalnya, seorang siswa yang tampak tidak fokus atau cemas mungkin memiliki masalah di luar sekolah yang mempengaruhi kinerjanya di kelas. Guru yang empatik akan berusaha untuk memahami situasi ini dan mencari cara untuk membantu siswa tersebut, mungkin dengan memberikan dukungan tambahan atau hanya dengan mendengarkan mereka. Selain itu, empati juga membantu dalam mengurangi jarak emosional antara guru dan siswa. Ketika siswa merasa bahwa gurunya benar-benar peduli dan memahami mereka, mereka cenderung lebih terbuka, percaya, dan termotivasi untuk belajar. Hubungan yang dibangun di atas dasar empati ini dapat mengurangi rasa takut atau cemas yang sering kali menghambat proses belajar.

 

Mengapa Pengertian Penting dalam Pendidikan? Pengertian merupakan kemampuan untuk memahami keadaan atau situasi seseorang secara lebih dalam. Dalam pendidikan berbasis kasih sayang, pengertian menjadi sangat penting karena setiap siswa memiliki latar belakang, pengalaman, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Guru yang memahami hal ini akan mampu menyesuaikan metode pengajarannya agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

Misalnya, ada siswa yang lebih suka belajar secara visual, sementara yang lain lebih suka belajar melalui diskusi atau praktik langsung. Guru yang pengertian akan berusaha untuk mengenali preferensi belajar ini dan memberikan variasi dalam metode pengajaran mereka. Pengertian juga mencakup pemahaman akan tantangan yang mungkin dihadapi siswa, seperti masalah di rumah, tekanan dari teman sebaya, atau kesulitan dalam belajar. Dengan memahami tantangan-tantangan ini, guru dapat memberikan dukungan yang lebih spesifik dan efektif.

Pengertian juga terkait dengan kemampuan guru untuk mengenali potensi dan kekuatan masing-masing siswa. Setiap siswa memiliki bakat dan minat yang unik, dan pengertian terhadap hal ini memungkinkan guru untuk membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara optimal. 

Selain hal di atas ada elemen perhatian yang tidak kalah penting lainnya dalam pendidikan berbasis kasih sayang. Perhatian berarti memberikan waktu dan energi untuk benar-benar peduli terhadap kesejahteraan siswa. Guru yang memberikan perhatian tidak hanya fokus pada pencapaian akademik siswa, tetapi juga pada kesejahteraan emosional dan sosial mereka.

Perhatian dalam pendidikan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti mendengarkan siswa dengan seksama, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan memberikan dukungan moral ketika mereka menghadapi kesulitan. Guru yang perhatian juga akan berusaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, di mana siswa merasa diterima dan dihargai.

Misalnya, ketika seorang siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran tertentu, guru yang perhatian akan memberikan bimbingan tambahan atau mencari cara lain untuk menjelaskan materi tersebut. Perhatian ini tidak hanya membantu siswa dalam memahami materi, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri mereka.


Pendidikan berbasis kasih sayang tidak hanya berdampak pada hubungan antara guru dan siswa, tetapi juga pada keseluruhan iklim belajar di sekolah. Beberapa dampak positif yang dapat dihasilkan dari pendekatan ini antara lain:

  1. Peningkatan Motivasi Belajar: Siswa yang merasa didukung dan dipahami cenderung lebih termotivasi untuk belajar. Mereka merasa bahwa guru mereka benar-benar peduli terhadap perkembangan mereka, yang membuat mereka lebih bersemangat untuk mencapai hasil yang baik.
  2. Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional: Pendidikan berbasis kasih sayang membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting. Mereka belajar tentang empati, pengertian, dan perhatian melalui contoh yang diberikan oleh guru mereka. Keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
  3. Mengurangi Stres dan Kecemasan: Siswa yang merasa bahwa mereka berada di lingkungan yang penuh kasih sayang cenderung mengalami tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah. Ini karena mereka merasa aman untuk mengekspresikan diri dan tahu bahwa mereka akan didukung ketika menghadapi kesulitan.
  4. Peningkatan Kinerja Akademik: Hubungan yang positif antara guru dan siswa berdampak langsung pada kinerja akademik. Siswa yang merasa didukung dan dihargai cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik dan mampu mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Pendidikan berbasis kasih sayang menekankan pentingnya membangun hubungan yang penuh empati, pengertian, dan perhatian antara guru dan siswa. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa dalam mencapai prestasi akademik yang lebih baik, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan karakter dan moral mereka. Dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks, pendekatan ini menawarkan jalan menuju pendidikan yang lebih manusiawi, di mana setiap siswa dihargai dan didukung untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Dengan mengintegrasikan kasih sayang dalam proses pendidikan, kita dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijaksana, empatik, dan penuh perhatian terhadap sesama. Oleh karena itu, penting bagi para pendidik untuk terus memperkuat dan mengembangkan pendekatan ini dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif bagi semua siswa.

Senin, 12 Agustus 2024

MODUL AJAR ZAT MAKANAN (sistapraja)

MODUL AJAR

ZAT MAKANAN

 

INFORMASI UMUM

 

A.   IDENTITAS MODUL

Nama Penyusun                   :   Dody Kurniawan, S.Pd., M.M.         

Satuan Pendidikan               :   SMAN 1 Sukaresmi

Kelas / Fase                           :   XI (Sebelas) / F

Mata Pelajaran                      Biologi

Alokasi Waktu                      :   6 JP

Tahun Penyusunan                2023 2024

 

CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE F

Elemen

Capaian Pembelajaran

Pemahaman Biologi


Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan struktur sel dan bioproses yang berlangsung, seperti transpor membran dan pembelahan sel. Mereka juga menganalisis hubungan antara struktur organ dalam sistem organ dengan fungsinya, serta memahami gangguan atau kelainan yang bisa terjadi pada sistem tersebut. Selain itu, peserta didik memahami fungsi enzim dan mengenal proses metabolisme dalam tubuh. Mereka juga mampu menerapkan konsep pewarisan sifat, pertumbuhan, dan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari serta mengevaluasi ide-ide baru terkait evolusi.


Keterampilan proses

1. Mengamati

Mampu memilih alat bantu yang tepat untuk melakukan pengukuran dan pengamatan. Memperhatikan detail yang relevan dari obyek yang diamati.

2.  Mempertanyakan dan memprediksi

Merumuskan pertanyaan ilmiah dan hipotesis yang dapat diselidiki secara ilmiah.

3.  Merencanakan dan melakukan penyelidikan 

Peserta didik merencanakan dan memilih metode yang sesuai berdasarkan referensi untuk mengumpulkan data yang dapat dipercaya, mempertimbangkan resiko serta isu-isu etik dalam penggunaan metode tersebut. Peserta didik memilih dan menggunakan alat dan bahan, termasuk penggunaan teknologi digital yang sesuai untuk mengumpulkan serta mencatat data secara sistematis dan akurat.

4.  Memproses, menganalisis data dan informasi

Menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Menggunakan berbagai metode untuk menganalisa pola dan kecenderungan pada data. Mendeskripsikan hubungan antar variabel serta mengidentifkasi inkonsistensi yang terjadi. Menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menarik kesimpulan yang konsisten dengan hasil penyelidikan.

5.  Mengevaluasi dan refleksi 

Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan proses penyelidikan dan efeknya pada data. Menunjukkan permasalahan pada metodologi dan mengusulkan saran perbaikan untuk proses penyelidikan selanjutnya.

6.  Mengomunikasikan hasil 

Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh termasuk di dalamnya pertimbangan keamanan, lingkungan, dan etika yang ditunjang dengan argumen, bahasa serta konvensi sains yang sesuai konteks penyelidikan. Menunjukkan pola berpikir sistematis sesuai format yang ditentukan.

 

B.   KOMPETENSI AWAL

Pada modul ini akan mempelajari sistem pencernaan yang terjadi pada tubuh manusia, tentunya kalian sudahmempelajari tentang bagaimana zat makanan itu diproses dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembeluh darah. Zat makanan yang kita makan harus dicerna atau dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil atau sederhana Agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh. Proses pencernaan tersebut berlangsung di dalam saluran pencernaan atau organ-organ pencernaan. Makanan dapat diserap oleh saluran pencernaan makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh setelah berbentuk molekul-molekul yang kecil.

Secara umum, pencernaan dibagi menjadi pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik merupakan proses pencernaan makanan menjadi molekul yang lebih kecil tanpa melibatkan enzim. Contoh pencernaan secara mekanik yaitu gigi yang sedang mengunyah makanan dengan bantuan enzim. Adapun pencernaan secara kimiawi adalah proses pemecahan makanan dengan bantuan enzim. Organ-organ pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, kerongkong (esofagus), lambung (ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus.

Gangguan sistem pencernaan adalah masalah yang terjadi pada saluran atau organ yang terlibat dalam pencernaan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga naiknya asam lambung. Dalam modul ini akan dipelajari juga bagaimana keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada system pencernaan manusia. Selain dapat mempelajari berbagai kelainan/penyakit dalam kehidupan sehari-hari yang terkait sistem pencernaan manusia termasuk berbagai teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasinya.

 

C.   PROFIL PELAJAR PANCASILA

Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif, inovatif, mandiri, berkebhinekaan global.

 

D.   SARANA DAN PRASARANA

- Papan tulis/White Board            - Akses Internet               Referensi lain yang mendukung

- Laptop/Komputer PC                 - Lembar kerja                Infokus/Proyektor/Pointer

 

E.   TARGET PESERTA DIDIK

Peserta didik reguler/umum; tidak ada kesulitan dalam memahami materi ajar.

 

F.    MODEL PEMBELAJARAN

Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning (PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).


 

KOMPONEN INTI

 

A.   TUJUAN PEMBELAJARAN

§  Mengidentifikasi zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia

§  Menjelaskan kandungan zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia

§  Menguraikan fungsi zat makanan bagi tubuh manusia,

§  Mendeskripsikan dampak kekurangan gizi bagi tubuh

 

B.   PEMAHAMAN BERMAKNA

§  Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.

§  Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.

 

C.   PERTANYAAN PEMANTIK

§  Guru mengajukan pertanyaan terbuka kepada peserta didik seputar Zat Makanan

§  Guru membandingakan jawaban peserta didik satu dengan jawaban peserta didik lainnya.

 

D.   KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN PENDAHULUAN

            Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil pembelajaran

            Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6) berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan pendidikan.

                 Membangun Kepercayaan dan Empati: Guru harus proaktif dalam membangun hubungan yang didasari kepercayaan dan empati dengan siswa, termasuk mendengarkan mereka dengan penuh perhatian, memahami kebutuhan mereka, dan merespons dengan sikap peduli.

KEGIATAN INTI

Stimulus

§  Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik : Zat Makanan

Identifikasimasalah

§  Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasisebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan materi : Zat Makanan

Pengumpulandata

§  Mengamati dengan seksama materi : Zat Makanandalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya

§  Mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi : Zat Makanan

§  Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi : Zat Makanan

Pembuktian

§  Berdiskusi tentang data dari materi : Zat Makanan

§  Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi : Zat Makanan.

Menarikkesimpulan

§  Menyampaikan hasil diskusi tentang materi : Zat Makanan berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan

§  Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :Zat Makanan.

§  Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang materi :Zat Makanan dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan

§  Bertanya atas presentasi tentang materi : Zat Makanan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

REFLEKSI DAN KONFIRMASI

§  Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.

§  Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

§  Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

 

E.   ASESMEN / PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

a)    Penilaian Sikap / Profil Pelajar Pancasila

Selama proses mengajar berlangsung guru mengamati profil pelajar Pancasila pada siswa dalam pembelajaran yang meliputi Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kebhinekaan Global, Mandiri, Bernalar Kritis, Gotong Royong dan Kreatif 

b)    Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan yang dilakukan pada Capaian Pembelajaran ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai adalah dengan tes tertulis

c)    Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan yang dilakukan pada Capaian Pembelajaran ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin di capai adalah dengan tes unjuk kerja / praktek

 

PENILAIAN DIRI

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jujur, sesuai dengan kemampuan kalian, cara menjawabnya adalah dengan memberikan centang (√) di kolom yang disediakan.

No

Pertanyaan

Jawaban

Ya

Tidak

1

Apakah Anda telah mampu menjelaskan fungsi zat makanan ?

 

 

2

Apakah Anda telah mampu mengidentifikasi macam- macam zat makanan?

 

 

3

Apakah Anda telah mampu menjelaskan syarat-syarat zat makanan yang berguna bagi tubuh?

 

 

4

Apakah Anda telah mampu mengidentifikasi zat makanan yang berfungsi menghasilkan energi?

 

 

5

Apakah Anda telah mampu menjelaskan fungsi mineral dan vitamin?

 

 

6

Apakah Anda telah mampu menghubungkan sunber vitamin dan fungsinya?

 

 

Catatan: 

§  Jika ada jawaban “Tidak” maka segera lakukan review pembelajaran. 

§  Jika semua jawaban “Ya” maka dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran berikutnya 

 

F.    PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Remedial

Peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai target, guru melakukan pengulangan materi dengan pendekatan yang lebih individual dengan memberikan tugas individu tambahan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik yang bersangkutan

 

Pengayaan

Peserta didik yang daya tangkap dan daya kerjanya lebih dari peserta didik lain, guru memberikan kegiatan pengayaan yang lebih menantang dan memperkuat daya serapnya terhadap materi yang telah diajarkan guru.

 

PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Sekolah                  :    ..............................................……………….

Mata Pelajaran      :    ..............................................……………….

Kelas / Semester    :    ……… / ………

No

Nama Peserta Didik

Rencana Program

Tanggal Pelaksanaan

Hasil

Kesimpulan

Remedial

Pengayaan

Sebelum

Sesudah

1

 

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

 

3

 

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

 

 

 

5

 

 

 

 

 

 

 

dst

 

 

 

 

 

 

 

 

G.   REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK

Lembar Refleksi Guru

No

Aspek 

Refleksi Guru 

Jawaban

1

Penguasaan Materi 

Apakah saya sudah memahami cukup baik materi dan aktifitas pembelajaran ini? 

 

2

Penyampaian Materi 

Apakah materi ini sudah tersampaikan dengan cukup baik kepada peserta didik? 

 

3

Umpan balik 

Apakah 100% peserta didik telah mencapai penguasaan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai? 

 

 

Lembar Refleksi Peserta Didik

No

Aspek 

Refleksi Guru 

Jawaban

1

Perasaan dalam belajar 

Apa yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran hari ini? 

 

2

Makna

Apakah aktivitas pembelajaran hari ini bermakna dalam kehidupan saya?

 

3

Penguasaan Materi 

Saya dapat menguasai materi pelajaran pada hari ini 

a. Baik 

b. Cukup

c. kurang 

 

4

Keaktifan

Apakah saya terlibat aktif dan menyumbangkan ide dalam proses pembelajaran hari ini? 

 

5

Gotong Royong

Apakah saya dapat bekerjasama dengan teman 1 kelompok? 

 

 


 

LAMPIRAN- LAMPIRAN

 

LAMPIRAN 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

 

LKPD adalah panduan dalam melakukan aktivitas pembelajaran, yaitu:

Kelas/Semester             :    XI / .......

Mata Pelajaran              :    .......................................................................................................

Hari/Tanggal                 :    .......................................................................................................

Nama siswa                  :    .......................................................................................................

Materi pembelajaran     :    .......................................................................................................

.......................................................................................................

 

1. Makanan yang kita konsumsi harus mengandung zat makanan yang lengkap.

a. Buatlah menu yang dapat mencakup seluruh zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh!

b. Jelaskan fungsi zat makanan yang terdapat pada menu makanan tersebut?

 

2. Ekaperimen

Uji Vitamin C

a. Tujuan : untuk menguji kandungan vitamin C pada zat makanan 

b. Alat dan bahan

Alat

-      Mortal

-      Pipet tetes

-      Gelas kimia

-      Plat uji makanan

-      Batang pengaduk

-      Pisau

Bahan

-      Yodium atau betadin

-      Aquades

-      Bahan makanan yang akan diuji

c. Langjah kerja:

1) Larutkan ± 3 tetes yodium ke dalam 200 ml akuades.

2) Siapkan buah yang akan diuji, misalnya jeruk, pepaya, mangga, pisang, dan mentimun.

3) Lumatkan buah tersebut satu per satu dengan menggunakan mortal kemudian setelah halus masukan .pada plat uji makanan

4) Kemudian zat makanan yang terdapat pada plat uji makanan ditetesi dengan yodium

5) Amatilah perubahan yang terjadi.

6) Catatan: Sebagai acuan penelitian larutkan tablet vitamin C kemudian tetesi dengan larutan yodium.

7) Amati perubahan warna yang terjadi.

Catatan: Yodium dapat diganti dengan betadhin

d. Tabel Pengamatan

No

Bahan Makanan

Warna awal

Warna akhir

1

 

 

 

2

 

 

 

3

 

 

 

dst

 

 

 

 

LAMPIRAN 2

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

 

Pada dasarnya, semua makhluk hidup harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan. Zat makanan dapat dikelompokkan menurut jumlah yang dibutuhkan oleh makhluk hidup yaitu zat makanan makro dan zat makanan mikro. Zat makanan makro, yaitu zat makanan yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar, antara lain berupa karbohidrat, protein, lemak, dan air. Zat makanan mikro, yaitu zat makanan yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, antara lain berupa vitamin dan mineral.

Gambar 1.1 Menu Zat Makanan

https//images.app,goo.gl/gUEcL5GeuQqkEyYe

Makanan yang kita makan harus dicerna atau dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil atau sederhana agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh. Makanan mempunyai berbagai fungsi, antara lain:

1. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

2. Pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh yang telah rusakatau tua.

3. Pengaturan metabolisme tubuh.

4. Penjaga keseimbangan cairan tubuh.

5. Pertahanan tubuh terhadap penyakit.

6. Penghasil energi.

 

Zat-zat Makanan

1. Karbohidrat

Apakah Anda setiap hari makan nasi? Nasi meupakan salah satu makanan pokok yang banyak mengandung karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi paling utama.

Gambar 1.2 Zat Makanan yang Mengandung Karbohidrat

https//images.app,goo.gl/gUEcL5GeuQqkEyYe

Karbohidrat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a.  Monosakarida merupakan karbohidrat yang memiliki susunan molekul paling sederhana, molekul gugus gula yang termasuk monosakarida yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida tersebut banyak terdapat pada buah-buahan. Monosakarida adalah hasil akhir pemecahan dari karbohidrat yang lebih kompleks susunan molekulnya.

b. Disakarida terdiri atas dua molekul monosakarida, contoh disakarida adalah sukrosa, maltose dan laktosa. Sukrosa banyak terdapat dalam gula pasir yang dikonsumsi, adapun maltose terdapat di dalam biji-bijian. Laktosa adalah karbohidrat yang terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari hewan misalnya air susu.

c. Polisakarida merupakan karbohidrat yang memiliki susunan molekul yang kompleks. Contoh polisakarida adalah pati, glikogen dan selulosa. Pati banhyak terdapat di dalam umbi-umbian, glikogen banyak terdapat dalam otot dan hati hewan, sedangkan selulosa banyak terdapat di bagian serat tumbuhan.

 

2. Protein

Protein adalah zat makanan yang mengandung unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Protein memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Sumber energi

b. Sebagai zat pembangan dalam tubuh

c. Berperan dalam sistesis zat=zat penting tubuh seperti hormone dan enzim 

d. Perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh

Gambar 1.2 Zat Makanan yang Mengandung Protein

https//images.app,goo.gl/gUEcL5GeuQqkEyYe

sebelum diserap oleh tubuh, protein harus diubah dahulu menjadi asam amino. Asam amino dibagi menjadi dua macam yaitu asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis atau dibentuk oleh tubuh, jadi diperoleh melalui makanan. Sedangkan asam amino nonesensial yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Bahan makanan yang banyak mengandung protein dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang diperoleh dari hewan, seperti daging, telur dan ikan. Adapun protein nabati adalah protein yang diperoleh dari tumbuhan seperti kacang- kacangan.

 

3. Lemak

Lemak sering disebut lipid dan tersusun atas unsur C, H dan O. Di dalam satu molekul lemak terdapat satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Asam lemak debadakan menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh banyak terdapat pada daging, keju, susu dan mentega. Sedangkan asam lemmak tak jenuh banyak terdapat pada minyak kedelai, minyak kelapa, ikan dan minyak goreng.

Gambar 1.3 Zat Makanan yang Mengandung Lemak

https//images.app,goo.gl/gUEcL5GeuQqkEyYe

Fungsi lemak bagi tubuh adalah:

a. Marupakan sumber energi

b. Sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K 

c. Sebagai pelindung organ-organ tubuh 

d. Pembangun bagian sel

e. Sebagai makanan cadangan

Lemak memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Oleh karena itu lemak akan lebih lama tinggal di lambung .

 

4. Vitamin

Vitamin adalah zat organic yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Meskipun diperlukan dalam jumlah sedikit, vitamin memiliki peran sangat penting bagi tubuh seperti untuk kesehatan mata dan tulang. Semua jenis vitamin dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K). Untuk lebih memahami jenis vitamin dan fungsunya, perhatikan table berikut.

Tabel 1. 1. Macam-Macam Vitamin

Vitamin

Sumber

Fungsi

KebutuhanPer Hari

Gejala Kekurangan

Larut dalam air 

Vitamin B1 (tiamin)

Ragi, hati, daging merah, dan biji-bijian

Metabolisme karbohidrat

1,5 mg

Beri-beri,kerusakan jantung, dan kulit lembam

Vitamin B2 (riboflavin)

Susu, telur, dan sayuran

Metabolisme energi dan pertumbuhan

1,8 mg

Luka pada mulut dan kulit lebam

Vitamin B3 (niasin)

Daging merah, unggas, dan hati

Metabolisme energy

20 mg

Pelagra, kerusakan kulit kelamin, dan gangguan mental

Vitamin B6 (piridoksin)

Susu, hati, dan padi

Metabolisme asam amino

2 mg

Anemia, pertumbuhan yang terhambat, dan kejang otot

Vitamin

B12

Daging, susu, dan telur

Produksi sel darah merah

0,003 mg

Anemia dan gangguan saraf

Asam pantotenat

Hati, daging, telur, dan hampir semua makanan

Metabolisme energy

5–10 mg

Gangguan sistem reproduksi dan hormone

Asam folat

Biji-bijian, telur, dan hati

Koenzim dalam jalur biosintesis

0,4 mg

Anemia, pertumbuhan terhambat, dan pembentukan sel darah putih terhambat

Biotin

Ragi,sayuran, dantelur

Koenzim dalam berbagai metabolisme

Tidak diketahui

Gangguan kulit dan rambut, gangguan saraf, dan gangguan otot

Vitamin C

(asam askorbat)

Jeruk, tomat,

kentang, dan sayuran

Pembentukan

kartilago

45 mg

Kudis dan pendarahan kulit

Larut dalam lemak 

Vitamin A (retinol)

Buah-buahan, sayuran, susu dan hati

Kesehatan kulit dan mata

1 mg

Rabun senja dan gangguan kulit

Vitamin D (kalsiferol)

Susu, minyak ikan, dan telur

Penyerapan kalsium

0,01 mg

Kelainan tulang dan gigi

Vitamin E (tokoferol)

Daging, sayuran, dan biji-bijian

Kesehatan sel darah merah

15 mg

Anemia

Vitamin K

Sayuran hijau

Penggumpalan darah

0,03 mg

Gangguan penggumpalan darah

 

5. Mineral

Mineral diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relative sedikit. Sumber mineral dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan. Fungsi mineral bagi tubuh Antara lain:

a.  Bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh, misalnya tulang, gigi, rambut, kuku, kulit dan sel darah merah.

b. Sebagai bahan pengatur, misalnya keseimbangan keasaman cairan tubuh, proses penggumpalan darah dan membantu proses metabolisme dalam tubuh.

Untuk lebih memahami tentang macam-macam mineral dan fungsinya, perhatikan table di bawah ini.

Tabel 1.2. Mineral dan Fungsinya

Mineral

Sumber

Fungsi

KebutuhanPer Hari

Gejala

kekurangan

Kalsium (Ca)

Susu, keju,sayuran hijau, dan polong- polongan

Pertumbuhan tulang, penggumpalan darah, fungsi otot dan saraf

800 mg

Pertumbuhan terhambat, osteoporosis, dan kejang otot

Fosfor (P)

Susu, telur, dan daging

Pertumbuhan tulang dan gigi

800 mg

Gangguan tulang dan gigi

Sulfur (S)

Setiap makanan yang mengandung protein

Pembentukan kartilago dan tendon

Tidak diketahui

Gangguan tulang dan otot

Kalium (K)

Hampir di setiap makanan

Fungsi saraf dan otot

2.500 mg

Otot lemah, gangguan jantung, dan kematian

Klor (Cl)

Garam

Keseimbangan asam- basatubuh,fungsisaraf dan otot, serta keseimbangan airdalam tubuh

2.000 mg

Gangguan usus dan muntah- muntah

Natrium (Na)

Garam

Keseimbangan asam- basatubuh,fungsisaraf dan otot, dan keseimbangan airdalam tubuh

2.500 mg

Lemah, diare, dan kejang otot

Magnesium (Mg)

Sayuran hijau

Kofaktor enzim dan sintesis protein

350 mg

Kejang otot, pertumbuhan terhambat, dan detak jantung tak beraturan

Besi (Fe)

Telur, sayuran, dan

Daging

Hemoglobin (Hb)

10 mg

Anemia dan gangguan pada kulit

Fluor (F)

Air minum dan makanan laut

Memperkuat tulang dan gigi

2 mg

Gangguan tulang dan gigi

Seng (Zn)

Hampir di setiap makanan

Kofaktor enzim dan pertumbuhan jaringan

15 mg

Demam dan muntah-muntah

Tembaga (Cu)

Daging

Sintesis hemoglobin

2 mg

Anemia

Mangan (Mn)

Kuning telur dan sayuran hijau

Komponen beberapa enzim

3 mg

Tidak diketahui

Iod (I)

Makanan laut, susu, dan garam

Sintesis hormon tiroid

Bagian dari vitamin

B12

0,14 mg

Gondok

Kobalt (Co)

Daging, hati, dan susu

 

Tercakup dalam vitamin B12

Tidak diketahui

 

LAMPIRAN 3

GLOSARIUM

 

Abdomen : Bagian tubuh yang berisi organ-organ pencernaan. pada manusia antara diafragma dan pelvis

Apendiks : Kantung kecil yang terletak pada sekum.

Apendisitis : Radang appendiks usus buntu

Anus : Pembukaan pada ujung sistem pencernaan yang kotoran (feses) keluar dari tubuh.

Chyme : Makanan di perut yang sebagian dicerna dan dicampur dengan asam lambung, chyme melanjutkan perjalanan ke usus kecil untuk proses pencernaan lebih lanjut.

Duodenum : Bagian pertama dari usus kecil dan berjalan dari perut ke jejunum.

Empedu : Bahan kimia pencernaan yang diproduksi pada hati, disimpan dalam kantung empedu, dan disekresi ke dalam usus kecil.

Enzin : Senyawa kimia organik yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi.

Epiglotis : Katup di bagian belakang lidah untuk menjaga makanan agar tidak masuk tenggorokan ke paru-paru. Ketika Anda menelan, epiglotis secara otomatis menutup. Ketika Anda bernapas, epiglotis terbuka sehingga udara bisa masuk dan keluar dari tenggorokan.

Esofagus : Tabung panjang antara mulut dan perut. Menggunakan gerakan otot ritmik (disebut peristalsis) untuk memaksa makanan dari tenggorokan ke dalam perut

Gastritis : Radang pada selaput lendir dinding lambung dan usus.

Ileum : Bagian terakhir dari usus kecil sebelum usus besar dimulai.

Jejunum : Bagian dari usus kecil yang panjang, melingkar pertengahan; jejunum antara duodenum dan ileum.

Kandung empedu :Organ kecil seperti kantung yang terletak dekat duodenum. Yang menyimpan dan melepaskan empedu (bahan kimia pencernaan yang diproduksi di hati) ke dalam usus kecil.

Kelenjar ludah : Kelenjar yang terletak di mulut yang memproduksi air liur. Air liur mengandung enzim yang memecah karbohidrat (pati) menjadi molekul yang lebih kecil.

Kolon sigmoid : Bagian dari usus besar antara usus desent dan rektum.

Kolon asendens : Bagian dari usus besar yang berjalan ke atas; terletak setelah sekum.

Kolon desendens :Bagian dari usus besar yang berjalan ke bawah setelah colon transversum dan sebelum kolon sigmoid.

Hati : Organ besar yang terletak di atas dan di depan perut. Hati menyaring racun dari darah, dan membuat empedu (yang memecah lemak) dan beberapa protein darah.

Mulut : Bagian pertama dari sistem pencernaan, di mana makanan masuk ke dalam tubuh.

Pankreas : Kelenjar yang memproduksi enzim terletak di bawah perut dan di atas usus. Enzim dari bantuan pankreas dalam pencernaan karbohidrat, lemak dan protein di usus kecil.

Peristalsis : Gerakan otot ritmis yang memaksa makanan di kerongkongan dari tenggorokan ke dalam perut.

Peritonitis : Radang rongga perut.

Saluran pencernaan : Bagian yang dilewati makanan, termasuk mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus

Perut : Sebuah organ berotot seperti karung yang melekat pada kerongkongan. Baik pencernaan kimiawi dan mekanik terjadi pada perut. Ketika makanan dalam perut, itu bergejolak di dalam bercampur antara asam dan enzim.

Rektum : Bagian bawah usus besar, di mana tinja disimpan sebelum dikeluarkan

Sekum : Bagian pertama dari usus besar; apendiks terhubung ke sekum

Usus : Bagian dari saluran pencernaan yang terletak antara perut dan anus.

 

LAMPIRAN 4

DAFTAR PUSTAKA

 

Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi Ed. 9. Jakarta: Erlangga

Faidah Rahmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2009. "Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program MIPA. Jakarta .CV.Ricardo

Gunarwan, dkk. (Tim Penerjemah). 2003. Ilmu Pengetahuan Populer 5, 6, 7, 8.. Jakarta: Widyadara Groiler International Inc..

https://biologigonz.blogspot.com/2014/05/latihan-soal-system-pencernaan.html

https://biologigonz.blogspot.com/2016/12/kelenjar-pencernaan.html

Kwan, L.P, et.al. 2001. Biology Modern A Course for O’ level. Singapura: Federal Publication.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC. .

Sri Pujiyanto, Rejeki Siti Fatimah. 2016. "Buku Guru Menjelajah Dunia Biologi untuk XI SMS dan MA. Solo, Tiga Serangkai.

Tortora, Gerard J and Bryan Derrickson. 2012. Principles of Anatomy and Physiology. USA : John Wiley and Sons Inc