Rabu, 20 Maret 2024

CINTA SAMPAI LAMA (Pentigraf)

CINTA SAMPAI LAMA

Dody Kx

 

    Saat musim libur tiba, Nita berkendara menuju rumah neneknya. Nita ingin mengunjungi saudara dan tetangganya di kampung tempat terindah masa remajanya. Hal lain yang membuat Nita semangat liburan karena tahu Dias kekasihnya dulu sedang  berlibur juga di kampung halamannya, sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, Tidak pernah ada komunikasi sejak perpisahan dulu, karena orang tua harus pindah ke luar kota.  Nita pun memutuskan menikah dengan pria pilihan orang tuanya.

    Nita menahan kerinduan yang makin berat sehingga begitu bersemangat ingin melihat dan bertemu Dias, membayangkan wajah Dias seperti dulu. Pokoknya Nita mengingat  masa lalu yang begitu indah walaupun sebenarnya masih merasakan kekecewaan karena perpisahan itu.

    Di balkon rumah neneknya hampir setiap hari Nita sempatkan berdiam diri bahkan sampai berjam-jam lamanya hanya untuk melihat Dias, karena dia tahu dulu Dias selalu lewat jalan itu. Niat ingin berkunjung ke rumah saudara terhenti begitu saja termasuk menemui keluarga Dias padahal rumahnya tidak  jauh. Karena dia fikir tidak ada alasan kuat untuk bertemu. Nita lebih memilih melihat Dias dari jauh. Sampai suatu sore harapan hadir ditengah kerinduan Nita. Dias berjalan di depan rumah bahkan sempat bertegur sapa dengan neneknya. Benar saja Dias kelihatan masih seperti dulu masih tampan. Tanpa disadari Nita, saat sedang memandang Dias diapun sedang memeluk bayi buah cinta pernikahannya.

MINTA FOTO (Pentigraf)

 MINTA FOTO

Dody Kx

 

 

Lampu jalan berpendar sampai jauh temaram, menyelinap masuk disela dedaunan dan berkejaran dengan angin malam. Malam begitu setia kepada detik waktu yang melingkar kaku di pergelangan tangan. Saat ramai orang-orang pulang ke pangkuan aku turun dari angkutan dengan pijakan pasti di trotoar disusul langkah bersekian resah yang terlepas. Kemudian aku berhenti di persimpangan jalan yang jadi tambatan dan melihat daun pintu kaca tak malu buka tutup memanjakan mata. Dibalik pintu itu ada kisah berjuta kata tak tertuliskan, lembaran-lembaran kosong berterbangan dilangit-langit hati. Malam itu aku berjalan menuju tepi jembatan besar, duduk menatap sampai batas pandangan di temaram lampu kota. Di kejauhan samar-samar aku lihat seorang wanita, wajahnya mirip sekali dengan kekasihku dulu.

Di waktu yang sama tiba-tiba perasaanku menyeruak ingin mendekatinya, ingin melihat lebih dekat. Aku berjalan agak cepat takut sosok cantik itu hilang dari pandangan. Setelah mendekatinya aku pura-pura mainkan telepon genggam, sambil sesekali mataku lirik wanita itu. Dia ternyata sedang foto-foto sudut kota dengan temannya, kelihata asik sekali dan sepertinya tak perduli dengan lingkungan sekita. Kemudian hal yang diharapkan terjadi saat mataku melihat wajahnya dia pun melihat ke arahku, aku berusaha beri senyum termanis dan senyumku berbalas. Pokoknya semakin cantik terlihat senyum diwajahnya.

Kesempatan itu tidak aku sis-siakan, karena aku merasa wanita itu berikan perhatian lebih kepadaku. Percaya diriku naik jaket jeans aku lepas kancingnya supaya terlihat keren didepan dia, dan benar sekali dia menghampiriku dan bilang ingin sekali memotret ku saat itu. Tentunya kupersilahkan dengan senang hati, aku bergaya senyum terbaik aku pasang dan lampu blitz di kamera telepon genggamnya pun berpendar memecah malam syahdu. Berbunga-bunga hatiku sesaat anganku melayang ingin berbincan bersamanya, sampai aku dikagetkan dengan komentar teman wanita itu, yanng menanyakan model jaket jeans yang aku pakai. Mereka kelihatan senang dan rebutan telepon genggam, sampai telepon genggamnya jatuh tepat diujung sepatu cats abu-abu yang aku pakai. Hancur luluh tak terkira, harapan jauh dari kenyataan saat melihat foto closup ku di telepon genggamnya sudah dia crop dan disisakan bagian jaket jeans ku saja. Aku ambil telepon genggamnya dan aku lalu dari mereka bersama angin malam.