Rabu, 20 Maret 2024

CINTA SAMPAI LAMA (Pentigraf)

CINTA SAMPAI LAMA

Dody Kx

 

    Saat musim libur tiba, Nita berkendara menuju rumah neneknya. Nita ingin mengunjungi saudara dan tetangganya di kampung tempat terindah masa remajanya. Hal lain yang membuat Nita semangat liburan karena tahu Dias kekasihnya dulu sedang  berlibur juga di kampung halamannya, sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, Tidak pernah ada komunikasi sejak perpisahan dulu, karena orang tua harus pindah ke luar kota.  Nita pun memutuskan menikah dengan pria pilihan orang tuanya.

    Nita menahan kerinduan yang makin berat sehingga begitu bersemangat ingin melihat dan bertemu Dias, membayangkan wajah Dias seperti dulu. Pokoknya Nita mengingat  masa lalu yang begitu indah walaupun sebenarnya masih merasakan kekecewaan karena perpisahan itu.

    Di balkon rumah neneknya hampir setiap hari Nita sempatkan berdiam diri bahkan sampai berjam-jam lamanya hanya untuk melihat Dias, karena dia tahu dulu Dias selalu lewat jalan itu. Niat ingin berkunjung ke rumah saudara terhenti begitu saja termasuk menemui keluarga Dias padahal rumahnya tidak  jauh. Karena dia fikir tidak ada alasan kuat untuk bertemu. Nita lebih memilih melihat Dias dari jauh. Sampai suatu sore harapan hadir ditengah kerinduan Nita. Dias berjalan di depan rumah bahkan sempat bertegur sapa dengan neneknya. Benar saja Dias kelihatan masih seperti dulu masih tampan. Tanpa disadari Nita, saat sedang memandang Dias diapun sedang memeluk bayi buah cinta pernikahannya.

MINTA FOTO (Pentigraf)

 MINTA FOTO

Dody Kx

 

 

Lampu jalan berpendar sampai jauh temaram, menyelinap masuk disela dedaunan dan berkejaran dengan angin malam. Malam begitu setia kepada detik waktu yang melingkar kaku di pergelangan tangan. Saat ramai orang-orang pulang ke pangkuan aku turun dari angkutan dengan pijakan pasti di trotoar disusul langkah bersekian resah yang terlepas. Kemudian aku berhenti di persimpangan jalan yang jadi tambatan dan melihat daun pintu kaca tak malu buka tutup memanjakan mata. Dibalik pintu itu ada kisah berjuta kata tak tertuliskan, lembaran-lembaran kosong berterbangan dilangit-langit hati. Malam itu aku berjalan menuju tepi jembatan besar, duduk menatap sampai batas pandangan di temaram lampu kota. Di kejauhan samar-samar aku lihat seorang wanita, wajahnya mirip sekali dengan kekasihku dulu.

Di waktu yang sama tiba-tiba perasaanku menyeruak ingin mendekatinya, ingin melihat lebih dekat. Aku berjalan agak cepat takut sosok cantik itu hilang dari pandangan. Setelah mendekatinya aku pura-pura mainkan telepon genggam, sambil sesekali mataku lirik wanita itu. Dia ternyata sedang foto-foto sudut kota dengan temannya, kelihata asik sekali dan sepertinya tak perduli dengan lingkungan sekita. Kemudian hal yang diharapkan terjadi saat mataku melihat wajahnya dia pun melihat ke arahku, aku berusaha beri senyum termanis dan senyumku berbalas. Pokoknya semakin cantik terlihat senyum diwajahnya.

Kesempatan itu tidak aku sis-siakan, karena aku merasa wanita itu berikan perhatian lebih kepadaku. Percaya diriku naik jaket jeans aku lepas kancingnya supaya terlihat keren didepan dia, dan benar sekali dia menghampiriku dan bilang ingin sekali memotret ku saat itu. Tentunya kupersilahkan dengan senang hati, aku bergaya senyum terbaik aku pasang dan lampu blitz di kamera telepon genggamnya pun berpendar memecah malam syahdu. Berbunga-bunga hatiku sesaat anganku melayang ingin berbincan bersamanya, sampai aku dikagetkan dengan komentar teman wanita itu, yanng menanyakan model jaket jeans yang aku pakai. Mereka kelihatan senang dan rebutan telepon genggam, sampai telepon genggamnya jatuh tepat diujung sepatu cats abu-abu yang aku pakai. Hancur luluh tak terkira, harapan jauh dari kenyataan saat melihat foto closup ku di telepon genggamnya sudah dia crop dan disisakan bagian jaket jeans ku saja. Aku ambil telepon genggamnya dan aku lalu dari mereka bersama angin malam.

 

Minggu, 08 Agustus 2021

Trotoar Batu dan Malam Sepenuh Hati

DKx Lampu ja

Lampu jalan berpendar sampai jauh temaram, menyelinap masuk disela dedaunan dan berkejaran dengan angin malam. Malam begitu setia kepada detik waktu yang melingkar kaku dipergelangan tangan. Saat ramai orang-orang pulang ke pangkuan dia turun dari angkutan dengan pijakan pasti di trotoar disusul langkah bersekian resah yang terlepas.

         “trotoar ini rapih dan panjang” dia bilang itu pelan. Kemudian dia berhenti di persimpangan jalan yang jadi tambatan dan melihat daun pintu kaca tak malu buka tutup memanjakan matanya. Dibalik pintu itu ada kisah berjuta kata tak tertuliskan, lembaran-lembaran kosong berterbangan di langit-langit hatinya. Maka dia berjalan cepat menuju pintu itu dan membukanya kemudian lalu bersegera.

            Dia tunggu hangat hati dari api tak berjelaga merasuk sangat dalam hingga berjuta candela berkumpul. Sampailah di sebuah tangga angkuh gedung tinggi, anak tangga terakhir yang dia lihat, setangkup rindu bersambut raga manis dan gemulai dengan senyum hangat, tak beralasan waktu untuk mengakhiri pertemuan itu. Berbait-bait kalimat dia ingin simpan di atas kertas putih dilipat kecil-kecil dalam saku terdalam agar abadi, yang bisa dia buka saat kehilangan berwujud seperti nyata.

            Dalam sinar mata iris coklat yang hampa ketiadaan keduanya saling bertemu sampaikan pesan-pesan hati, mengikat yang terlepas, menghimpun yang berparak, seraya bak memuja di altar dewa dalam legendanya. Lingkaran tangan dipinggang jauhkan keraguan hati. Lafal kata bagai tangisan bidadari lirih ke cuping telinga.

            “aku di sini sepenuh hati” bisikan itu sampai di telinganya. Bergema menguntai doa agar disatukan dalam janji. Lalu mereka berjalan diatas trotoar batu tenggelam di malam sepenuh hati menunggu malam-malam menjemput dipangkuan.lan berpendar sampai jauh temaram, menyelinap Lampu Lampu jalan berpendar sampai jauh temaram, menyelinap masuk disela dedaunan dan berkejaran dengan angin malam. Malam begitu setia kepada detik waktu yang melingkar kaku dipergelangan tangan. Saat ramai orang-orang pulang ke pangkuan dia turun dari angkutan dengan pijakan pasti di trotoar disusul langkah bersekian resah yang terlepas.

         “trotoar ini rapih dan panjang” dia bilang itu pelan. Kemudian dia berhenti di persimpangan jalan yang jadi tambatan dan melihat daun pintu kaca tak malu buka tutup memanjakan matanya. Dibalik pintu itu ada kisah berjuta kata tak tertuliskan, lembaran-lembaran kosong berterbangan di langit-langit hatinya. Maka dia berjalan cepat menuju pintu itu dan membukanya kemudian lalu bersegera.

            Dia tunggu hangat hati dari api tak berjelaga merasuk sangat dalam hingga berjuta candela berkumpul. Sampailah di sebuah tangga angkuh gedung tinggi, anak tangga terakhir yang dia lihat, setangkup rindu bersambut raga manis dan gemulai dengan senyum hangat, tak beralasan waktu untuk mengakhiri pertemuan itu. Berbait-bait kalimat dia ingin simpan di atas kertas putih dilipat kecil-kecil dalam saku terdalam agar abadi, yang bisa dia buka saat kehilangan berwujud seperti nyata.

            Dalam sinar mata iris coklat yang hampa ketiadaan keduanya saling bertemu sampaikan pesan-pesan hati, mengikat yang terlepas, menghimpun yang berparak, seraya bak memuja di altar dewa dalam legendanya. Lingkaran tangan dipinggang jauhkan keraguan hati. Lafal kata bagai tangisan bidadari lirih ke cuping telinga.

            “aku di sini sepenuh hati” bisikan itu sampai di telinganya. Bergema menguntai doa agar disatukan dalam janji. Lalu mereka berjalan diatas trotoar batu tenggelam di malam sepenuh hati menunggu malam-malam menjemput dipangkuan. berpendar sampai jauh temaram, menyelinap masuk disela dedaunan dan berkejaran dengan angin malam. Malam begitu setia kepada detik waktu yang melingkar kaku dipergelangan tangan. Saat ramai orang-orang pulang ke pangkuan dia turun dari angkutan dengan pijakan pasti di trotoar disusul langkah bersekian resah yang terlepas.

         “trotoar ini rapih dan panjang” dia bilang itu pelan. Kemudian dia berhenti di persimpangan jalan yang jadi tambatan dan melihat daun pintu kaca tak malu buka tutup memanjakan matanya. Dibalik pintu itu ada kisah berjuta kata tak tertuliskan, lembaran-lembaran kosong berterbangan di langit-langit hatinya. Maka dia berjalan cepat menuju pintu itu dan membukanya kemudian lalu bersegera.

            Dia tunggu hangat hati dari api tak berjelaga merasuk sangat dalam hingga berjuta candela berkumpul. Sampailah di sebuah tangga angkuh gedung tinggi, anak tangga terakhir yang dia lihat, setangkup rindu bersambut raga manis dan gemulai dengan senyum hangat, tak beralasan waktu untuk mengakhiri pertemuan itu. Berbait-bait kalimat dia ingin simpan di atas kertas putih dilipat kecil-kecil dalam saku terdalam agar abadi, yang bisa dia buka saat kehilangan berwujud seperti nyata.

            Dalam sinar mata iris coklat yang hampa ketiadaan keduanya saling bertemu sampaikan pesan-pesan hati, mengikat yang terlepas, menghimpun yang berparak, seraya bak memuja di altar dewa dalam legendanya. Lingkaran tangan dipinggang jauhkan keraguan hati. Lafal kata bagai tangisan bidadari lirih ke cuping telinga.

            “aku di sini sepenuh hati” bisikan itu sampai di telinganya. Bergema menguntai doa agar disatukan dalam janji. Lalu mereka berjalan diatas trotoar batu tenggelam di malam sepenuh hati menunggu malam-malam menjemput dipangkuan. disela dedaunan dan berkejaran dengan angin malam. Malam begitu setia kepada detik waktu yang melingkar kaku dipergelangan tangan. Saat ramai orang-orang pulang ke pangkuan dia turun dari angkutan dengan pijakan pasti di trotoar disusul langkah bersekian resah yang terlepas.

         “trotoar ini rapih dan panjang” dia bilang itu pelan. Kemudian dia berhenti di persimpangan jalan yang jadi tambatan dan melihat daun pintu kaca tak malu buka tutup memanjakan matanya. Dibalik pintu itu ada kisah berjuta kata tak tertuliskan, lembaran-lembaran kosong berterbangan di langit-langit hatinya. Maka dia berjalan cepat menuju pintu itu dan membukanya kemudian lalu bersegera.

            Dia tunggu hangat hati dari api tak berjelaga merasuk sangat dalam hingga berjuta candela berkumpul. Sampailah di sebuah tangga angkuh gedung tinggi, anak tangga terakhir yang dia lihat, setangkup rindu bersambut raga manis dan gemulai dengan senyum hangat, tak beralasan waktu untuk mengakhiri pertemuan itu. Berbait-bait kalimat dia ingin simpan di atas kertas putih dilipat kecil-kecil dalam saku terdalam agar abadi, yang bisa dia buka saat kehilangan berwujud seperti nyata.

            Dalam sinar mata iris coklat yang hampa ketiadaan keduanya saling bertemu sampaikan pesan-pesan hati, mengikat yang terlepas, menghimpun yang berparak, seraya bak memuja di altar dewa dalam legendanya. Lingkaran tangan dipinggang jauhkan keraguan hati. Lafal kata bagai tangisan bidadari lirih ke cuping telinga.

            “aku di sini sepenuh hati” bisikan itu sampai di telinganya. Bergema menguntai doa agar disatukan dalam janji. Lalu mereka berjalan diatas trotoar batu tenggelam di malam sepenuh hati menunggu malam-malam menjemput dipangkuan.


         Lampu jalan berpendar sampai jauh temaram, menyelinap masuk disela dedaunan dan berkejaran dengan angin malam. Malam begitu setia kepada detik waktu yang melingkar kaku dipergelangan tangan. Saat ramai orang-orang pulang ke pangkuan dia turun dari angkutan dengan pijakan pasti di trotoar disusul langkah bersekian resah yang terlepas.

         “trotoar ini rapih dan panjang” dia bilang itu pelan. Kemudian dia berhenti di persimpangan jalan yang jadi tambatan dan melihat daun pintu kaca tak malu buka tutup memanjakan matanya. Dibalik pintu itu ada kisah berjuta kata tak tertuliskan, lembaran-lembaran kosong berterbangan di langit-langit hatinya. Maka dia berjalan cepat menuju pintu itu dan membukanya kemudian lalu bersegera.

            Dia tunggu hangat hati dari api tak berjelaga merasuk sangat dalam hingga berjuta candela berkumpul. Sampailah di sebuah tangga angkuh gedung tinggi, anak tangga terakhir yang dia lihat, setangkup rindu bersambut raga manis dan gemulai dengan senyum hangat, tak beralasan waktu untuk mengakhiri pertemuan itu. Berbait-bait kalimat dia ingin simpan di atas kertas putih dilipat kecil-kecil dalam saku terdalam agar abadi, yang bisa dia buka saat kehilangan berwujud seperti nyata.

            Dalam sinar mata iris coklat yang hampa ketiadaan keduanya saling bertemu sampaikan pesan-pesan hati, mengikat yang terlepas, menghimpun yang berparak, seraya bak memuja di altar dewa dalam legendanya. Lingkaran tangan dipinggang jauhkan keraguan hati. Lafal kata bagai tangisan bidadari lirih ke cuping telinga.

            “aku di sini sepenuh hati” bisikan itu sampai di telinganya. Bergema menguntai doa agar disatukan dalam janji. Lalu mereka berjalan diatas trotoar batu tenggelam di malam sepenuh hati menunggu malam-malam menjemput dipangkuan.

         Lampu jalan berpendar sampai jauh temaram, menyelinap masuk disela dedaunan dan berkejaran dengan angin malam. Malam begitu setia kepada detik waktu yang melingkar kaku dipergelangan tangan. Saat ramai orang-orang pulang ke pangkuan dia turun dari angkutan dengan pijakan pasti di trotoar disusul langkah bersekian resah yang terlepas.

         “trotoar ini rapih dan panjang” dia bilang itu pelan. Kemudian dia berhenti di persimpangan jalan yang jadi tambatan dan melihat daun pintu kaca tak malu buka tutup memanjakan matanya. Dibalik pintu itu ada kisah berjuta kata tak tertuliskan, lembaran-lembaran kosong berterbangan di langit-langit hatinya. Maka dia berjalan cepat menuju pintu itu dan membukanya kemudian lalu bersegera.

            Dia tunggu hangat hati dari api tak berjelaga merasuk sangat dalam hingga berjuta candela berkumpul. Sampailah di sebuah tangga angkuh gedung tinggi, anak tangga terakhir yang dia lihat, setangkup rindu bersambut raga manis dan gemulai dengan senyum hangat, tak beralasan waktu untuk mengakhiri pertemuan itu. Berbait-bait kalimat dia ingin simpan di atas kertas putih dilipat kecil-kecil dalam saku terdalam agar abadi, yang bisa dia buka saat kehilangan berwujud seperti nyata.

            Dalam sinar mata iris coklat yang hampa ketiadaan keduanya saling bertemu sampaikan pesan-pesan hati, mengikat yang terlepas, menghimpun yang berparak, seraya bak memuja di altar dewa dalam legendanya. Lingkaran tangan dipinggang jauhkan keraguan hati. Lafal kata bagai tangisan bidadari lirih ke cuping telinga.

            “aku di sini sepenuh hati” bisikan itu sampai di telinganya. Bergema menguntai doa agar disatukan dalam janji. Lalu mereka berjalan diatas trotoar batu tenggelam di malam sepenuh hati menunggu malam-malam menjemput dipangkuan.

Ruang Lingkup Biologi

BAB 1

Ruang lingkup biologi 

1. Tingkat molekul dan sel (kemdikbud.go.id)

2. Tingkat jaringan dan organ (kemdikbud.go.id)

3. Tingkat Individu dan populasi (kemdikbud.go.id)

4. Tingkat ekosistem dan bioma (kemdikbud.go.id)



Manfaat Ilmu Biologi

Pemanfaatn Biologi Bagi Manusia Dan Lingkugannya
pemanfaatn Biologi Dalam Bidang Kedokteran
Pemanfaatn Biologi Dalam Bidang Pertanian
Pemanfaatan Biologi Dalam Bidang Peternakan
Pemanfaatan Biologi Dalam Bidang Perikanan
Pemanfaatan Biologi Dalam Bidang

Rabu, 23 Juni 2021

TOGA SEBAGAI LABORATORIUM ALAMI

TOGA SEBAGAI LABORATORIUM ALAMI 

Oleh : Dody Kurniawan, S.Pd., M.M. 




        Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Semuanya terhimpun dan diatur jelas dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Berkaitan dengan hal tersebut keberadaan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebagai aktualisasi dan pengembangan dari tempat bermain dan tempat berkreasi serta laboratorium alam sangat menunjang dalam proses belajar dan mengajar di sekolah.

         TOGA sebagai laboratorium plantae dan ekosistem asli menjadi tempat yang tidak membosankan sebagai alternatif ruang laboratorium dan literasi data tulis serta digital di sekolah. Pelajaran Biologi menjadi sangat menarik, saat disandingkan dengan nuansa belajar alami yang keberadaannya masih dalam lingkungan sekolah. Menciptakan hal berbeda di sudut pandang siswa tentang keberagaman tanaman obat. Keragaman spesies tanaman obat secara langsung dapat dikenali dengan mudah oleh hampir seluruh siswa sebagai moda asesmen kognitif untuk siswa, sekaligus mengaplikasikan tindak lanjut pembelajaran dan acuan evaluasi materi pembelajaran untuk siswa. 

        Koleksi keragaman species tanaman akan menjadi hal baru bagi peserta didik pun bagi guru dan warga sekolah lain. Keberagaman species tanaman obat yang jarang dijumpai di keseharian siswa dan warga sekolah menjadi daya tarik tersendiri dan menjad nilai tambah hasanah keilmuan bagi orang yang melihat melakukan literasi data anatomi dan morfologi serta manfaat tumbuhan tanaman obat. Untuk memenuhi kelengkapan data literasi tersebut diperlukan kelengkapan data teknis digital dan non digital. Pemenuhan data tanaman obat dapat dilakukan dengan inventarisasi data ilmiah dengan melakukan penamaan Binomial Nomenclatur melibatkan ahli demi terjaminnya kebenaran data. Selanjutnya secara teknis data bisa diinterpretasikan melalui data cetak yaitu pemberian label tanaman obat setiap species tanaman di kebun koleksi tanaman obat secara ilmiah. Kelengkapan data ilmiah bisa ditambah dengan membuat ruang atau dinding galeri cetak data di sekitar lokasi tanaman obat keluarga. Semua data species tanaman dipasang di dinding publikasi secara artistik agar mudah dilihat dan nyaman untuk dipelajari. Selain dinding publikasi diperlukan pula publikasi digital melalui website sekolah, blog guru atau media belajar aplikasi online dengan konten serupa agar berkesesuaian dengan tujuan dibangunnya lankap tanaman obat keluarga di sekolah. 

        Konten data digital tanaman obat keluarga harus benar-benar mencerminkan lanskap sebenarnya. Jadi diperlukan teknik tertentu dalam pemotretan dan kelengkapan dokumentasi data lain dari species tanaman koleksi, seperti video , pesan suara atau deskripsi sains tertulis lainnya. Untuk sekolah yang memiliki kelompok-kelompok ekstrakurikuler ilmiah dan berhubungan dengan multi media bisa diikutsertakan membantu pembuatan dokumentasi species tanaman untuk dipublikasikan di galeri online. Hal lain yang perlu dilakukan adalah menyempurnakan tata letak dan tatakelola lahan kebun koleksi tanaman obat tersebut. Lokasi kebun harus benar-benar strategis dan mudah dijangkau semua orang, gunakan aturan-aturan pengelolaan lahan untuk taman agar diperoleh lanskap taman tanaman obat yang indah. Tambahkan tempat duduk menghadap taman tanman obat, tempat swafoto, tempat sanitasi dan sumber air mencukupi akan lebih baik untuk menunjang keberadaan koleksi tanaman obat keluarga di sekolah. Secara sosiokultural sebenarnya keberadaan kebun koleksi tanaman obat keluarga menjadi momentum untuk pemberdayaan kemampuan profesi guru dan siswa. 

        Di berbagai daerang di Indonesia pengelolaan lahan sudah menjadi budaya sosial yang sangat terkenal sehingga akan sangat mudah dalam mengedukasi warga mengenai pengembangan lahan pertanian. Lantas pemberdayaan seperti apa yang diperlukan sekolah, dalam hal ini kebun koleksi tanaman obat keluarga bisa diekspansi dengan memilih jenis tanaman tertentu untuk dibudidayakan di kebun produksi sekolah, dengan pengelolaan terpisah tentunya. Produk yang dihasilkan berupa bahan baku untuk membuat produk berkualitas baru nantinya. Layaknya sebuah produk makas harus mengikuti selera pasa di lingkungan sekolah berada. Hal ini pun bisa melibatkan seluruh warga sekolah dengan kesesuaian disiplin ilmu yang dimiliki. Dengan belajar di laboratorium alam kebun tanaman obat keluarga dengan semua pengembangan program terencana dipadukan dengan Rencana Pembelajaran guru mata pelajaran, diharapkan mampu menjadi media pembelajaran dan interpretasi ilmu serta memenuhi harapan sosiokultural wilayah setempat. 

        Diharapkan pula muncul pendidikan kritis yang menjadikan peserta didik sebagai subyek aktif pembelajaran, bukan dari kata-kata gurunya ataupun dari buku teks. Pendidikan bukan hanya soal transfer pengetahuan, tetapi sebagai deskripsi atas kenyataan yang ada di lapangan, pendidikan yang menghubungkan antara ilmu dan kemudian mengisi dan mengembangkan realitas. Pada akhirnya, proses pendidikan mampu menghantarkan anak didik dalam menemukan jawaban-jawaban dari masalah yang dihadapi di kemudian hari.

Sabtu, 28 April 2012

Ping Instan untuk Mempercepat koneksi WiFi

Salah satu cara mengatasi koneksi yang lambat adalah dengan melakukan Ping...., selain untuk menangkal netcut atau software barier lain, ping juga bisa mengatasi koneksi yang idle.
Ping instan ini bisa dengan mudah kita buat  terus disimpan di Desktop untuk mempermudah penggunaan su CMD.
supaya tidak selalu buka Comand promt (CMD).

Hanya 3 langkah praktis:
1. buka notepad,


2. ketik: ping google.com -t
    kemudian SAVE AS

    
    Save As Type ganti jadi ALL FILES
    Save di Desktop, dengan nama: PINGX.BAT
3. Selesai, tinggal klik open untuk menggunakannya

DAUN

Gelisah lembut daun bebatuan
menjadikan semuanya enggan didiamkan
enggan menjadikan sepi dan tak terpadamkan

Rabu, 30 November 2011

TUGAS PERILAKU ORGANISASI (pasca sarjana)


1.     Jelaskan pengertian organisasi sebagai sistem (Chester I. Banard), sebagai pola tata hubungan (Rensis Likert), dan sebagai proses terstruktur (Hebert G. Hick) ! Mengacu pengertian tersebut kemampuan apa saja yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang ingin menjadi organisator ?

Menurut Chester I. barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu system daripada aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Menurut Hebert G. Hick organisasi-organisasi bersifat variabel”. Sesuatu organisasi dapat menjadi fokus sentral kehidupan seseorang atau ia mungkin hanya merupakan pelayannya untuk sementara waktu. Sebuah organisasi mungkin dapat besifat kaku, “dingin”, tanpa kepribadian, atau kadang-kadang dapat menghasilkan hubungan-hubungan luwes dan bermakna bagi para anggotanya.
Organisasi-organisasi Formal dan Informal

Kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang ingin menjadi organisator  adalah :

2.     Sebutkan macam-macam komunikasi internal dalam organisasi! Berkait dengan hal tersebut, jelaskan apa yang di sebut :(a) Garis Komando, (b) Garis Koordinasi, (c) By Passing, (d) Koordinasi, (e) Koordinasi Vertikal dan koordinasi horizontal ?

Komunikasi internal dalam organisasi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a.       Komunikasi vertical
b.      Komunikasi horizontal
c.       Komunikasi diagonal
Deskripsi: garis komando adalha garis hirarki dari pimpionan suatu organisasi ke bawahan biasanya dilakukan untuk menyampaikan perintah ke bawahan. Garis  koordinasi adalah garis hierarki dalam suatu organisasi sebagai gambaran hubungan timbal balik managerial satu tingkatan . bypassing merupakan tindakan  alternative  “potong kompas” yang bias dilakukan dalam organisasi untuk memperoleh output optimal. Koordinasi adlah tindakan interaksi personal atau kelompok dalam suatu organisasi untuk merumuskan konsep atau tindakan. Koordinasi vertical adalh koordinasi yang dilakukakn antara pimpinan dan bawahan sedangkan koordinasi horozontal adalah interaksi yang dilakuikan antara teman sejawat atau teman sederajat dalam garis koordinasi.





3.     Jelaskan cara umum menyusun organisasi ! Dalam hubungan itu, apa yang dimaksud (a) Sistem Nomenklatur dan Titelatur, (b) Departementasi, (c) Span of Control, (d) Hierachie, (e) Formasi ?
Cara umum menyusun  organisasi:
Yang pertama harus dimiliki suatu organisasi adalah nilai & visi,nilai dan visi adalah suatu tujuan yang di akan digunakan sebagai target yang harus di capai oleh suatu organisasi.Jika nilai & visi organisasi tidak ada maka organisasi itu akan rusak,karna tidak memiliki tujuan yang jelas.
Yang kedua adalah misi,misi adalah hal-hal yang harus di lakukan untuk mencapai suatu visi(tujuan).Tanpa ada misi yang jelas Visi tidak akan pernah tercapai,maka dari itu visi dan misi sangat berkaitan satu sama lain.Jika tidak memiliki misi maka organisasi tidak akan pernah mencapai visi yang diinginkan bahkan mendekati pun tidak.
Yang ketiga adalah aturan,aturan adalah batasan-batasan yang harus dimiliki organisasi.Jika suatu organisasi tidak memiliki aturan yang jelas maka bisa terjadi penyimpangan yang dapat merugikan organisasi.Bahkan akan menimbulkan konflik kepentingan,dimana setiap anggotanya hanya menginginkan keuntungan individual.
Yang keempat adalah Profesionalisme,Profesionalisme adalah bagaimana cara organisasi itu bertindak.Suatu organisasi dapat berhasil jika memiliki sikap dan sifat profesionalisme.Karna dengan sikap profesional organisasi tersebut akan memiliki citra baik di mata orang lain,dan akan menimbulkan rasa percaya dari klien dan juga rekan-rekan organisasi tersebut.
Yang kelima adalah Insentif,insentif adalah bonus atau hadiah.Intensif sangat di butuhkan oleh anggota dari suatu organisasi bila dia melakukan tugas dengan sangat baik.
Yang keenam adalah Sumber Daya,Jika suatu organisasi kehilangan sumber daya maka organisasi tersebut tidak akan bisa bergerak dengan baik.Bisa di bilang sumber daya bagaikan supply oksigen bagi kelangsungan hidup manusia,tapi sumber daya juga bisa di cari penggantinya.Jika tidak di temukan lagi sumber daya maka organisasi tersebut akan frustasi.
Yang ketujuh adalah Rencana Kerja,rencana kerja merupakan susunan kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi.Karna bila tidak ada susunan kegiatan yang pasti dari sebuah organisasi.



4.  Sebutkan Tolok ukur efektivitas organisasi menurut Amitai Etzioni, dan menurut Robert Tannenbaum, Jelaskan ! Sebutkan juga ciri-ciri organisasi yang sakit (stress) menurut Tannenbaum, dan ciri-ciri organisasi yang sehat menurut Frederick Herzberg !


Tannenbaum (1969:82) berpendapat lebih lanjut bahwa efektivitas organisasi adalah tingkat sejauh mana suatu organisasi yang merupakan sistem sosial, dengan segala sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dengan menghindari ketegangan yang tidak perlu diantara anggota-anggotanya.

Pendapat Emitai Etzioni yang dikutip Adam I. Indrawijaya (2000:227) mengemukakan pendekatan pengukuran efektivitas organisasi yang disebutnya SYSTEM MODEL, mencakup empat kriteria, yaitu adaptasi, integrasi, motivasi, dan produksi.







Ciri organisasi yang sehat:

1.       Organisasi harus memiliki anggota yang jelas identitas dan kuantitasnya
2.       Organisasi harus memiliki pula identitas yang jelas tentang keberadaannya dalam masyarakat
3.       Organisasi harus memiliki pemimpin serta susunan manajemen yang juga jelas pembagian tugasnya;
4.       Dalam setiap aktivitas organisasi harus mengacu pada manajemen yang sehat;
5.       Organisasi harus mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya;

Ciri organisasi yang sakit:
1. Komponen ( atasan dan bawahan) kurang berparan jelas
2. Tidak adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
3. Tidak adanya tujuan  yang jelas
4. Sasaran  tidak terfokus dengan baik
5. Tidak adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
6. Pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas  tidak tepat.




5. Apakah Perilaku Sosial itu ? Perilaku sosial bagaimana yang perlu dikembangkan dalam organisasi , agar tercapai keompakan (cohesiveness) para anggotanya ?Apa hubungan kekompkakan organisasi dengan produktivitas kerja para anggota, menurut hasil penelitan Stanley E. Seashore ?

Perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon, serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004). Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi atau disebut rangsangan. Rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu

Beberapa langkah dalam upaya membina kekompakan anggota dalam suatu Organisasi antara lain:
Rasa Persamaan visi misi
Dalam organisasi sangatlah diperlukan adanya visi dan misi yang jelas, sehingga anggota dengan sendirinya akan dipersatukan oleh visi dan misi itu sendiri, bagaimanapun juga visi dan misi dalam sebuah organisasi adalah pondasi utama yang sangat menentukan kelanggengan organisasi di masa yang akan datang. Jika dalam individu anggota sudah memilki visi misi yang sama, maka akan sangat mudah untuk dipersatukannya.


Rasa Saling Percaya
Sebuah kesalahpahaman atau missunderstamding antar anggota sering terjadi dalam perjalanan suatu organisasi, Hal ini dapat diatasi jika terlahir sebuah proses keterbukaan dan saling mempercayai sesama anggota sehingga akan membentuk suatu hubungan kekompakan anggota,
Rasa Kerjasama, komunikasi dan konflik
Keharmonisan dalam berorganisasi tentunya sangat erat ketergantungannya dengan jiwa kerjasama, komunikasi dan konflik. Segalanya memang perlu pembiasaan, jika ingin memiiki anggota yang kompak, maka asas bekerjasama harus terus dibakar dalam tiap individu anggota, jangan pernah melihat kadar berat ringannya perbuatan tersebut, karena bagaimanapun juga dalam kehidupan berorganisasi segalanya harus dipikul bersama, meskipun sejatinya perkara tersebut bisa dilaksanakan sendiri. Begitu pula dalam komunikasi sesama anggota juga sangat dibutuhkan, jiwa kebersaaan akan tumbuh subur dalam individu anggota jika komunikasai terus berjalan. Lain halnya dalam memandang konflik biasanya semua orang selalu memakai kacamata negative, seolah-olah dalam konflik itu tidak akan menghasilkan sisi positif, padahal jika para anggota terlebih lagi pemimpinnya mampu mengemas konfik itu dengan kemasan yang baik, maka konflik tersebut bukan akan mendatangkan keretakan, namun sebaliknya ; mempererat persatuan dan membina kekompakan.

Berdasarkan penelitian “Stanley E. Seashore” didapati hubungan kekompakan dengan produktifitas kerja :
a. Dalam organisasi yang kompak produktifitas individual akan meningkat.
b. Dalam organisasi yang kompak produktifitas kerja kelompok akan meningkat jika perilaku pimipinan mendukung/menunjang. (*Perilaku Kerja : “perilaku sesorang didalam menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya”).
6. Apakah managemen conflict itu?
Definisi Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Upaya yang dapat dilakukan dalam managemen konflik:
  • Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.
  • Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan damai.
  • Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
  • Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.
Sementara Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Minnery (1980:220) juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal.
               
               
7.       Memimpin adalah menghandle, memanage, dan mengoordinasi bawahan agar terjalin suatu proses yang maksimal dan tujuan yang optimal dapat diraih.

Salah satu dari teori Kepemimpinan itu sendiri menurut George R Terry dikatakan suatu kepemimpinan aadalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang guna mencapai tujuan organisasi (Leadership is activities for influcencing the others to obtain the organization objectivities). Kepemimpinan sangat berperan dalam pencapaian suatu tujuan dalam suatu perusahaan/lembaga atau pun organisasi. Kepemimpinan yang bertanggung jawab dapat membawa perusahaan/lembaga atau organisasi maju dan berkembang.

Menurut John R.P. French dan Bertram Raven, kewibawaan bersumber pada reward, referent dan expert


8. Ada beberapa pengertian mengenai Pengambangan Organisasi, yaitu:
  1. Pengembangan Organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi
  2. Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi
  3. Pengembangan Organisasi lebih menekankan pada sistem sebagai sasaran perubahan
  4. Pengembangan Organisasi meliputi perubahan yang sengaja direncanakan

TUJUAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
  1. Menciptakan keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi
  2. Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
  3. Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi
  4. Merupakan semangat
  1. kerja para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri


Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengembangkan organisasi:
  1. Latihan Kepekaan (sensitivity taining); Merupakan teknik pengembangan yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
  2. Kisi Pengembangan Organisas; Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
  3. Survai Umpan Balik; Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
  4. Konsultasi Proses; Dalam Process consultation, konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi, pola pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi.
  5. Pembentukan Tim; Adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik tim building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
  6. Transcational Analysis (TA); TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
  7. Intergroup Activities; Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
  8. Third-party Peacemaking;Dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.